Kamis, Mei 19, 2011

Radiasi Ponsel Sebabkan Kematian Koloni Lebah

VIVAnews - Transmisi telepon seluler (ponsel) kemungkinan besar mengakibatkan kematian  sejumlah lebah di seluruh dunia yang selama ini menjadi misteri di kalangan ilmuwan. Kesimpulan tersebut didapat dari studi yang dilakukan oleh Daniel Favre, peneliti asal Swiss Federal Institute of Technology, Lausanne, Swiss.

Pada penelitian, Favre menempatkan ponsel di bawah sarang lebah lalu memantau reaksi para lebah pekerja selama beberapa waktu. Ternyata, lebah bisa mendeteksi saat ponsel itu melakukan ataupun menerima panggilan. Mereka kemudian merespons dengan mengeluarkan suara mencicit bernada tinggi yang umumnya menandakan dimulainya kerumunan lebah.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa hadirnya ponsel yang aktif mengganggu aktivitas para lebah dan menghasilkan efek yang dramatis,” kata Favre, seperti dikutip dari Daily Mail, 18 Mei 2011.

Favre yakin bahwa temuan ini merupakan bukti dari perkiraan para ilmuwan sebelumnya bahwa sinyal dari ponsel berkontribusi terhadap penurunan jumlah lebah madu. Namun demikian, Favre menyebutkan, masih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk membantu mengonfirmasikan hubungan antara sinyal ponsel dan musnahnya koloni lebah yang telah memangkas populasi hewan tersebut.

Sebelum Favre, Juni lalu, peneliti lain juga melakukan penelitian dan menghasilkan kesimpulan serupa. Ia mencatat penurunan populasi sarang lebah yang dipasangi ponsel dan terjadi penurunan jumlah telur yang dihasilkan ratu lebah di dalam sarang tersebut.

Dari sebuah studi yang dilakukan selama tiga tahun terakhir terhadap delapan spesies kumbang di Amerika Serikat, diketahui bahwa empat dari delapan spesies kumbang itu mengalami penurunan populasi hingga 96 persen dan kawasan penyebarannya telah menyusut antara 23 sampai 87 persen.

“Saat ini ada 50 spesies kumbang di kawasan Amerika Utara, dan dari 8 spesies yang kami amati, empat di antaranya mengalami masalah besar,” kata Sydney Cameron, profesor entomologi dari University of Illinois yang mengetuai penelitian. “Mereka bisa saja pulih dari ancaman kepunahan, namun sebagian dari mereka memiliki peluang yang kecil. Namun kami hanya baru meneliti delapan di antaranya. Kemungkinan besar ini hanya seperti puncak dari gunung es,” ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel. Mohon luangkan waktu sobat untuk memberikan komentar pada artikel ini.