VIVAnews - Rusia tidak mengijinkan pesawat luar angkasa komersial milik perusahaan Amerika Serikat SpaceX merapat ke stasiun luar angkasa internasional (ISS) hingga mereka dianggap memenuhi standar keamanan yang diperlukan.
Hal itu diungkapkan oleh Alexei Krasnov, Supervisor of Manned Missions Badan Antariksa Rusia, kepada kantor berita Rusia, seperti dikutip oleh Associated Press.
Krasnov mengatakan bahwa masalah keamanan harus dituntaskan terlebih dahulu sebelum kapsul SpaceX boleh merapat ke stasiun luar angkasa internasional, yang pengoperasiannya merupakan hasil kerja sama gabungan antara AS, Rusia, dan 14 negara lainnya.
SpaceX merupakan salah satu perusahaan swasta yang fokus bergerak di penerbangan luar angkasa, setelah pemerintah Amerika Serikat menyerahkan penerbangan misi luar angkasa kepada pihak swasta. Perusahaan ini didirikan pada 2002 oleh pengusaha internet asal Afrika Selatan, Elon Musk.
Dalam sebuah uji coba pada 8 Desember 2010, lalu SpaceX berhasil meluncurkan pesawat luar angkasa Dragon mereka ke orbit dengan menggunakan roket Falcon 9.
Kabarnya, selama ini SpaceX telah mengeluarkan kocek sebesar US$600 juta (sekitar Rp 5,4 triliun) untuk pengembangan pesawat antariksa Dragon dan roket Falcon.
Setelah pesawat luar angkasa AS pensiun, NASA akan sepenuhnya tergantung pada pesawat luar angkasa Soyuz milik Rusia untuk mengangkut astronot-astronot mereka dari dan ke stasiun luar angkasa Internasional (ISS).
Diperkirakan ini membutuhkan biaya lebih dari US$753 juta atau Rp 6,5 triliun per tahun. Atau sekitar US$63 juta Rp 543 miliar per kursi. Sementara, Elon Musk mengatakan, kapsul Dragon yang didesain mengangkut 7 astronot setiap saat dengan biaya sebesar US$20 juta per kursi atau US$140 juta per misi.
Selama ini, SpaceX yang bermarkas di California, telah mendapat restu dari NASA untuk mengirimkan kapsul berisi kargo ke ISS, yang rencananya akan berangkat pada akhir tahun ini. Namun, ijin tersebut juga butuh persetujuan dari pihak Rusia.
SpaceX sendiri akan menerbangkan sedikitnya 12 misi luar angkasa untuk membawa kargo ke dan dari stasiun luar angkasa internasional sebagai bagian dari kontraknya dengan NASA.
wah tentang berita yang menarik ini mas.. salam
BalasHapus