Militer Amerika Serikat berhasil melakukan uji coba prototipe senjata rahasia hipersonik. Prototipe senjata hipersonik itu sukses mengudara di atas Samudera Pasifik, Kamis 17 November 2011.
Sukses ini semakin meningkatkan kemampuan militer Amerika. Mereka akan mampu menyerang target atau musuh, di manapun berada. Di seluruh permukaan bumi. Kecepatan hipersonik sendiri didefinisikan setara dengan lima kali kecepatan suara atau 3.805 mil per jam atau setara 6.124 kilometer per jam.
Seperti konsep senjata hipersonik lainnya, senjata rahasia Amerika ini terbang di atmosfer secara mendatar. Berbeda dengan senjata rudal balistik yang membumbung ke atas dan akhirnya meluncur ke bawah. Keberhasilan ini merupakan hasil pelajaran dari dua uji penerbangan hipersonik yang dilakukan para peneliti Pentagon, atau yang disebut dengan DARPA, pada April 2010 dan Agustus 2011 yang lalu.
Senjata hipersonik yang dikembangkan ini diluncurkan dari kapal dengan tiga tahap sistem booster dari fasilitas rudal pasifik di Kepulauan Kauai di Hawaii pada pukul 06.30 pagi waktu setempat. Prototipe itu akhirnya jatuh di kawasan latihan Reagan yang letaknya di kawasan Atol Kwajalein.
Selama uji coba, pejabat Pentagon terus memantau senjata rahasia ini. Baik melalui udara, laut, hingga darat. Mereka ingin mengumpulkan data lengkap soal aerodinamis, navigasi, pemandu, kontrol, serta teknologi termal yang digunakan untuk menghindarkan intensitas panas selama penerbangan hipersonik.
Keberhasilan ini memberikan kegembiraan tersendiri pada DARPA. Pasalnya, saat menguji coba Falcon Hypersonic Technology Vehicle 2 (HTV-2) sebelumnya, mereka mengalami kegagalan sebanyak dua kali. Saat uji coba pada Agustus yang lalu, HTV-2 mencapai kecepatan 20 Mach atau 295,069 meter per detik.
Angkatan Udara Amerika juga telah melakukan uji coba sendiri dengan alat X-51A Waverider pada 13 Juni 2011. Uji coba ini merupakan program percobaan mesin scramjet. Selama percobaan itu, X-51A Waverider mencapai kecepatan hingga 5 Mach atau setara 320,543 meter per detik sebelum akhirnya gagal berganti ke sumber bahan bakar utama.
Sukses ini semakin meningkatkan kemampuan militer Amerika. Mereka akan mampu menyerang target atau musuh, di manapun berada. Di seluruh permukaan bumi. Kecepatan hipersonik sendiri didefinisikan setara dengan lima kali kecepatan suara atau 3.805 mil per jam atau setara 6.124 kilometer per jam.
Seperti konsep senjata hipersonik lainnya, senjata rahasia Amerika ini terbang di atmosfer secara mendatar. Berbeda dengan senjata rudal balistik yang membumbung ke atas dan akhirnya meluncur ke bawah. Keberhasilan ini merupakan hasil pelajaran dari dua uji penerbangan hipersonik yang dilakukan para peneliti Pentagon, atau yang disebut dengan DARPA, pada April 2010 dan Agustus 2011 yang lalu.
Senjata hipersonik yang dikembangkan ini diluncurkan dari kapal dengan tiga tahap sistem booster dari fasilitas rudal pasifik di Kepulauan Kauai di Hawaii pada pukul 06.30 pagi waktu setempat. Prototipe itu akhirnya jatuh di kawasan latihan Reagan yang letaknya di kawasan Atol Kwajalein.
Selama uji coba, pejabat Pentagon terus memantau senjata rahasia ini. Baik melalui udara, laut, hingga darat. Mereka ingin mengumpulkan data lengkap soal aerodinamis, navigasi, pemandu, kontrol, serta teknologi termal yang digunakan untuk menghindarkan intensitas panas selama penerbangan hipersonik.
Keberhasilan ini memberikan kegembiraan tersendiri pada DARPA. Pasalnya, saat menguji coba Falcon Hypersonic Technology Vehicle 2 (HTV-2) sebelumnya, mereka mengalami kegagalan sebanyak dua kali. Saat uji coba pada Agustus yang lalu, HTV-2 mencapai kecepatan 20 Mach atau 295,069 meter per detik.
Angkatan Udara Amerika juga telah melakukan uji coba sendiri dengan alat X-51A Waverider pada 13 Juni 2011. Uji coba ini merupakan program percobaan mesin scramjet. Selama percobaan itu, X-51A Waverider mencapai kecepatan hingga 5 Mach atau setara 320,543 meter per detik sebelum akhirnya gagal berganti ke sumber bahan bakar utama.
Sumber : vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca artikel. Mohon luangkan waktu sobat untuk memberikan komentar pada artikel ini.